Blog Nur Wahyu

Nur Wahyu's world

Popular Posts





Kamis, 09 Juli 2015

Apa itu Zinc? Apa Manfaatnya?

Zinc atau Seng (Zn) merupakan logam transisi yang termasuk kelompok 12 dalam tabel periodik. Sebagai "unsur jejak penting" , zinc memiliki makna biologis yang substansial bagi tanaman dan hewan.
Zinc bertanggung jawab bagi sejumlah fungsi yang berbeda dalam tubuh manusia dan membantu merangsang aktivitas kurang lebih 100 enzim yang berbeda.
Hanya dengan mengonsumsi asupan yang sangat kecil dari Zinc dapat memberikan manfaat yang besar bagi tubuh. Saat ini, Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk Zinc adalah: 9-12 mg / hari untuk wanita dan 12-17 mg / hari untuk pria (tergantung kelompok umur).

Seseorang akan lebih rentan terhadap penyakit jika memiliki kadar zinc yang rendah dalam tubuhnya. Bahkan, kekurangan zinc bertanggung jawab atas lebih dari 800.000 kematian anak di dunia setiap tahunnya.
Unsur ini secara alami ditemukan dalam sejumlah makanan, tetapi juga tersedia dalam bentuk suplemen makanan.

Mengapa Zinc penting? Apa Fungsinya?

Zinc penting untuk sistem kekebalan tubuh yang sehat, baik dalam proses sintesis DNA, ataupun dalam meningkatkan pertumbuhan sehat selama masa kanak-kanak, dan juga penyembuhan luka.
Berikut ini adalah manfaat utama dari Zinc:

Mengatur fungsi kekebalan tubuh

Tubuh membutuhkan zinc untuk mengaktifkan limfosit T (sel T). Sel T membantu melindungi tubuh dengan dua cara:
  • Mengendalikan dan mengatur respon imun
  • Menyerang sel yang terinfeksi atau kanker

Defisiensi Zinc yang parah dapat merusak fungsi sistem kekebalan tubuh. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition, "orang dengan defisiensi zinc mengalami peningkatan kerentanan terhadap berbagai patogen".

Mengobati Diare

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa diare merupakan "pembunuh 1,6 juta anak di bawah 5 setiap tahun." Sebuah studi PLoS Medicine, yang "mengikuti kampanye nasional kesehatan masyarakat untuk meningkatkan penggunaan zinc pada diare anak di Bangladesh", menegaskan bahwa pemberian tablet zinc selama 10 hari adalah efektif untuk mengobati diare dan juga membantu mencegah serangan infeksi diare dimasa depan.

Mempengaruhi Proses Belajar dan Memori

Penelitian yang dilakukan di University of Toronto dan diterbitkan dalam jurnal Neuron mengungkapkan bahwa zinc memiliki peran penting dalam mengatur bagaimana neuron berkomunikasi satu sama lain, yang mempengaruhi bagaimana ingatan terbentuk dan bagaimana kita belajar.

Mengobati pilek

Tablet hisap Zinc diketahui dapat mempersingkat durasi episode flu biasa hingga 40% dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Open Respiratory Medicine Journal.
Selain itu, review Cochrane menyimpulkan bahwa mengonsumsi "zinc (baik dalam bentuk tablet hisap ataupun sirup) bermanfaat dalam mengurangi durasi dan tingkat keparahan pilek pada orang sehat, ketika dikonsumsi dalam kurun waktu 24 jam dari timbulnya gejala."

Penyembuhan Luka

Zinc juga diketahui melindungi kulit dan membran mukosa. Dokter sering menggunakan suplemen zinc untuk mengobati ulkus kulit.

Mencegah Degenerasi Makula Terkait Usia

Degenerasi makula adalah suatu keadaan dimanamakula mengalami kemunduran/ perubahan sehingga terjadi penurunan ketajaman penglihatan dan kemungkinan akan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan sentral.

Zinc mencegah kerusakan sel dalam retina, yang membantu dalam menunda perkembangan degenerasi makula dan kehilangan penglihatan, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Archives of Ophthalmology.

Manfaat Lain

Zinc juga mungkin efektif untuk pengobatan:
  • Jerawat - Satu studi, diterbitkan dalam JAMA, menunjukkan hasil yang menjanjikan dari zinc sulfat untuk pengobatan jerawat.
  • Gangguan Hiperaktivitas dan Defisit Perhatian (GHDP)
  • Osteoporosis
  • Mencegah dan mengobati pneumonia

Sumber Zinc

Zinc terdapat dalam berbagai makanan sehari-hari. Makanan dengan kandungan Zinc tertinggi adalah:
  • Tiram
  • Gandum
  • Daging sapi panggang
  • Biji labu
  • Biji Squash
  • Kuaci
  • Coklat hitam
  • Daging domba
  • Kacang tanah
  • Kepiting

Suplemen zinc juga tersedia dalam bentuk kapsul dan tablet. Namun, orang yang sehat disarankan untuk tidak mengonsumsi lebih dari 20 mg zinc per hari.

Defisiensi Zinc

Defisiensi zinc biasanya disebabkan oleh asupan makanan yang tidak mencukupi. Namun, mungkin juga karena malabsorbsi dan penyakit kronis seperti diabetes, keganasan (kanker), penyakit hati,  dan penyakit sel sabit.
Tanda-tanda kekurangan zinc meliputi:
  • Kehilangan nafsu makan
  • Impoten
  • Depresi
  • Perubahan kognisi
  • Diare
  • Rambut rontok

Para ahli percaya bahwa sekitar dua miliar orang di seluruh dunia memiliki pola makan yang rendah zinc.

Selasa, 07 Juli 2015

Bahaya Ponsel: Sarat dengan Merkuri, Klorin, Kadmium, dan Risiko Kesehatan Lainnya


Tahukah Anda bahwa ponsel ditangan anda sarat dengan racun seperti merkuri, klorin, timbal dan kadmium? Sebuah riset terbaru telah membantu menjawab pertanyan tersebut buat anda. Untuk menganalisis bahaya ponsel, Pusat Ekologi dari Ann Arbor, Michigan bekerja sama dengan ifixit.com membongkar dan mengidentifikasi komponen dari 36 model ponsel. Mereka menemukan setidaknya satu dari zat berikut dalam setiap perangkat:

  • Brom
  • Klorin
  • Kadmium
  • Timbal
  • Merkuri

Secara total, iFixit membongkar lebih dari seribu ponsel untuk menguji racun dengan memanfaatkan X-ray fluorescence untuk menyinari dan mengukur radiasi yang dipantulkan kembali oleh suatu benda. Beberapa bahan (seperti racun) diidentifikasi oleh alat tersebut.
"Bahkan ponsel terbaik pun masih sarat dengan bahaya kimia," keluh Jeff Gearhart, direktur riset dari Pusat Ekologi.
Ia menerbitkan hasil studi tersebut dalam situs HealthyStuff.org, dan ia menambahkan "Zat kimia tersebut terkait dengan cacat lahir, gangguan belajar, dan masalah kesehatan serius lainnya."
Ponsel Berbahaya Untuk Anak-Anak, Bahkan Orang Dewasa Sekalipun
Meskipun ponsel memberikan banyak kemudahan, akan tetapi kenyamanan ini tidak datang tanpa risiko atau konsekuensi. Menggunakan perangkat ponsel untuk waktu yang lama akan merusak beberapa organ tubuh pada taraf tertentu, misalnya penelitian baru-baru ini telah menemukan betapa signifikan penggunaan ponsel mempengaruhi otak. Dalam satu studi, terungkap bahwa Risiko Tumor Otak Meningkat 290% Setelah 10 Tahun Penggunaan Ponsel.
Demikian pula, para peneliti menemukan bahwa ada sebanyak 143 protein di otak yang mengalami dampak negatif dari radiasi frekuensi radio selama 8 bulan. Total 3 jam dari paparan ponsel disimulasikan selama periode waktu 8 bulan mengakibatkan banyak fungsi saraf terkait hubungan fungsional protein berubah menjadi lebih buruk. Tidaklah mengherankan jika selebriti Sheryl Crow mengaitkan tumor otaknya ke penggunaan ponsel.
Terlebih lagi, bahaya ponsel memainkan peran yang lebih besar pada anak-anak, yang memiliki tengkorak yang lebih tipis dan sedang mengalami perkembangan otak. Laporan penelitian yang lain juga menunjukkan betapa bahaya ponsel untuk anak-anak. Karena organ yang sedang berkembang, kepadatan tulang tengkorak rendah, berat badan yang lebih rendah, dan pembatas darah otak kurang efektif, anak-anak sangat rentan terhadap radiasi ponsel. Bahaya ini bahkan lebih nyata pada anak-anak yang belum lahir, merujuk penelitian yang menunjukkan bahwa radiasi gelombang mikro yang dipancarkan oleh ponsel secara negatif mempengaruhi otak janin.
Sebuah penelitian yang dilakukan 4 tahun yang lalu juga mengungkapkan bahwa 54 persen anak-anak yang lahir dari ibu yang menggunakan ponsel memiliki masalah perilaku. Persentase tersebut melonjak menjadi 80 jika anak sering berbicara di ponsel.
Itulah alasan mengapa World Health Organization (WHO) menempatkan ponsel dalam kategori risiko yang sama seperti timbal, mesin knalpot, dan kloroform.
Beracun Bagi Lingkungan
Lebih parahnya, bumi juga menderita racun akibat ponsel. Pertambangan timah, tantalum, tungsten, dan emas untuk produksi ponsel menyebabkan pencemaran air, tanah serta eksploitasi manusia dan kebrutalan di Republik Demokratik Kongo. Apalagi, setelah ponsel yang dibuang itu dikirim ke tempat-tempat pembuangan, di mana para pekerja bergaji rendah menangani bahan tersebut dan terkena racun sisa dari pemakaian ponsel.
"Racun-racun tersebut telah ditemukan dalam tanah pada tingkat 10 hingga 100 kali lebih tinggi dari tingkat yang normal di situs daur ulang Cina," kata Gearhart. "Kita perlu regulasi yang lebih baik untuk mengatur bahan kimia, dan kita juga perlu menciptakan desain elektronik yang lebih ramah lingkungan."
CEO iFixit, Kyle Wiens, mengatakan bahwa pada tahun 2009, sebanyak 2,37 juta ton sampah elektronik telah dibuang.
"Dari buangan digital, hanya 25 persen berhasil masuk ke pusat daur ulang. Kita tidak bisa membiarkan 75 persen lainnya menjadi sampah. Racun yang mengotori bumi semakin bertambah".

Apa yang dapat kita lakukan?
Pertama dan terpenting, kita harus mempertimbangkan untuk membatasi penggunaan barang mewah kita, ponsel misalnya. Membeli elektronik bekas dapat mengurangi limbah dan menjaga barang-barang yang sudah beredar tidak masuk ke tempat pembuangan sampah.
Seperti dikatakan oleh Wiens, kita harus terus mendorong regulasi yang lebih baik mengenai bahan-bahan berbahaya. Sementara itu, daur ulang limbah elektronik yang benar dapat membantu menjaga tanah kita dari zat-zat beracun.
Pada level perorangan, beberapa hal dapat kita lakukan untuk menghindari bahaya ponsel:
  • Batasi penggunaan ponsel
  • Jangan biarkan anak-anak untuk memiliki ponsel
  • Gunakan fitur speaker lebih sering
  • Tempatkan ponsel jauh dari tubuh atau matikan sementara tidak digunakan
  • Pertimbangkan berinvestasi dalam proteksi radiasi ponsel

Minggu, 05 Juli 2015

Penyakit Toxoplasmosis

Toxoplasmosis atau sering hanya disebut penyakit toxo merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Dalam banyak kasus, infeksi pada manusia terjadi terutama setelah parasit tersebut tertelan. Sebagian besar orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala, tetapi penyakit ini memiliki potensi untuk menyebabkan masalah serius pada beberapa orang
, terutama pada mereka yang mengidap penyakit immunodepressed dan pada wanita hamil karena dapat menyebabkan keguguran.
Jika timbul gejala, biasanya menyerupai flu (nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, malaise) dan dapat berlangsung selama beberapa minggu. Pada beberapa kasus, infeksi yang berat dapat menyebabkan masalah pada organ mata, gangguan otak, kejang, dan jarang, menyebabkan kematian. Obat-obatan tertentu, baik secara tunggal maupun dalam kombinasi, dapat digunakan untuk mengobati toxoplasmosis.
Sebagian besar orang terkena infeksi dari makan daging yang terinfeksi atau mengonsumsi makanan yang terkontaminasi kotoran kucing atau anak kucing. Pencegahan penyakit ini terutama berpusat pada usaha menghindari kontak dengan daging yang mentah/terkontaminasi dan kontak dengan kucing/kotoran kucing
Organisme ini pertama kali diamati pada tikus pada tahun 1908. Toxoplasma tercatat menyebabkan infeksi kongenital (artinya diturunkan dari ibu ke janin selama kehamilan) pada tahun 1930 dan menjadi dikenal luas sebagai penyebab penyakit pada orang dengan immunodepressed pada akhir tahun 1960. Lebih banyak infeksi yang tercatat mulai tahun 1983 ketika orang-orang dengan HIV / AIDS terserang Ensefalitis toksoplasma (peradangan otak).
CDC menganggap toxoplasmosis menjadi penyebab ketiga kematian paling umum yang disebabkan oleh makanan di AS dan memperkirakan sekitar 60 juta orang di Amerika Serikat membawa parasit Toxoplasma gondii. Kebanyakan orang yang terinfeksi memiliki sistem kekebalan yang menekan parasit, sehingga sebagian besar orang tidak menunjukkan gejala. Namun, jika sistem kekebalan tubuh menjadi tertekan, parasit tersebut dapat menyebabkan penyakit serius.
Penyebab Toxoplasma
Toxoplasma gondii merupakan parasit protozoa yang menginfeksi sebagian besar spesies hewan berdarah panas (misalnya, kucing, babi, domba, dan manusia) dan menyebabkan penyakit toksoplasmosis. Hanya kucing (kucing domestik dan kerabat lainnya dalam keluarga Felidae) yang dikenal sebagai hewan inang yang memungkinkan parasit untuk melengkapi siklus hidupnya.
Picture credit to Cambridge University Press
Ketika kucing memangsa tetikus atau burung yang terinfeksi, bradyzoit yang tertelan berkembang menjadi baik takizoit atau ookista. Siklus hidup Toxoplasma selesai ketika ookista keluar melalui kotoran kucing. Manusia dan hewan lain bukan bagian dari siklus hidup lengkap (kecuali dimakan oleh kucing); sebagian besar infeksi terjadi ketika manusia, peliharaan atau hewan lain menelan makanan, tanah, atau hewan lain yang mengandung baik ookista yang telah bersporulasi atau jaringan hewan yang mengandung Toxoplasma bradyzoit.
Siklus Hidup Toxoplasma Gondii
Manusia biasanya terinfeksi dengan mengkonsumsi daging, makanan, atau air yang terkontaminasi. Infeksi juga dapat ditularkan melalui transfusi darah yang terkontaminasi, transplantasi organ terinfeksi, atau dari ibu yang terinfeksi kepada janin. Yang terakhir, penyakit ini dapat diperoleh dengan langsung terhisap kotoran kucing, yang mungkin terjadi saat membersihkan kotak kotoran kucing.
Gejala Toxo
Sekitar 80% -90% dari orang yang terinfeksi Toxoplasma tidak menunjukkan gejala. Mereka yang mengalami gejala biasanya mengalami pembengkakan kelenjar getah bening serviks dan gejala mirip flu yang hilang dalam beberapa minggu atau bulan tanpa pengobatan. Organisme ini sebenarnya masih berada di tubuh dalam kondisi laten dan dapat aktif kembali jika orang tersebut menjadi immunodepressed. Sebagai contoh, pasien dengan AIDS dapat terkena lesi di otak akibat reaktivasi Toxoplasma. Pasien kemoterapi dapat terserang pada organ mata, jantung (miokarditis), paru-paru atau otak ketika parasit menjadi aktif kembali.
Infeksi bawaan Toxoplasma bisa menyebabkan masalah serius pada mata, telinga, dan kerusakan otak pada saat lahir. Namun, infeksi bawaan mungkin asimtomatik sampai beberapa tahun pertama kehidupan atau bahkan sampai dekade kedua atau ketiga ketika mata (penurunan penglihatan atau kebutaan), telinga (pendengaran), atau gejala kerusakan otak (kejang, perubahan status mental) terkena. Toxoplasmosis merupakan penyebab utama retinochoroiditis (peradangan retina dan koroid mata) di Amerika Serikat.
Kapan saatnya Mencari Perawatan Medis
Karena sebagian besar orang tidak mengalami gejala pada Toxoplasmosis, kebanyakan orang yang terinfeksi tidak berusaha mencari layanan kesehatan. Namun, orang yang mengalami kelenjar getah bening leher yang membesar dan mengalami sindrom mirip flu dan curiga atau tahu bahwa mereka telah memiliki asosiasi dekat dengan kucing atau makanan/air yang mungkin terkontaminasi harus mempertimbangkan mencari perawatan medis. Jika wanita yang sedang merencanakan kehamilan atau sedang hamil mengalami gejala ini, mereka harus segera mencari perawatan medis. Orang dengan immunodepressed, terutama mereka yang terinfeksi HIV, juga harus mencari perawatan medis jika gejala yang disebutkan di atas terjadi atau jika mereka merasakan perubahan pada mata atau perubahan status mental.
Pemeriksaan dan Tes Toxoplasma
Kebanyakan orang yang terinfeksi tidak akan memiliki kelainan fisik yang terasa, tetapi pada pemeriksaan fisik, beberapa orang akan memiliki kelenjar getah bening serviks yang membesar (temuan fisik yang paling umum), atau pembesaran limpa atau hati. Orang dengan infeksi sedang sampai berat mungkin menunjukkan penyakit kuning (terutama bayi), peningkatan lebam karena masalah pada organ hati, masalah mata (penurunan penglihatan atau kebutaan), meningoencephalitis (radang otak dan lapisan otak), kejang, pneumonitis, dan perubahan status mental.
Sayangnya, banyak penyakit ringan dan berat lain dapat menyebabkan gejala yang sama (misalnya, penyakit Chagas, giardiasis, malaria, penyakit cakaran kucing, abses otak, sepsis, cytomegalovirus, dan banyak lainnya). Untungnya, ada sejumlah tes yang dapat membantu membedakan Toxoplasmosis dari penyakit lain dan memberikan bukti untuk diagnosis sementara atau definitif.
Diagnosis definitif Toxoplasmosis dibuat dengan mengidentifikasi organisme Toxoplasma gondii dalam darah, cairan tubuh (misalnya, cairan tulang belakang atau ketuban), atau jaringan (sampel biopsi). Selain itu, cairan tubuh dapat disuntikkan ke tikus, sehingga tikus tersebut akan terkena penyakit jika parasit berada dalam cairan tubuh yang disuntikkan. Juga, cairan tubuh dapat diinokulasi ke dalam kultur sel dimana parasit dapat berkembang biak. Tes ini biasanya dilakukan di laboratorium khusus oleh personel yang berpengalaman.
Tes-tes lain dapat menghasilkan diagnosis presumptif dan didasarkan pada respon kekebalan seseorang terhadap parasit. Cairan tubuh dapat diuji dengan PCR atau teknik enzim-linked immunosorbent assay (ELISA) yang dapat menunjukkan infeksi akut. Tes lain, seperti tes Sabin-Feldman, mengukur antibodi IgG pasien yang ditujukan terhadap parasit Toxoplasma gondii dan merupakan tes acuan standar untuk Toxoplasmosis. Antibodi IgG menunjukkan bahwa infeksi toksoplasma telah terjadi di masa lalu tetapi tidak mengatakan apakah infeksi saat ini adalah sebagai akibat Toxoplasma gondii. 
Tes lain yang biasa digunakan adalah dengan mendeteksi antibodi IgM yang diarahkan terhadap parasit dan dapat mendeteksi antibodi ini pada minggu pertama infeksi. Tes ini paling sering dilakukan dan tes ini dilakukan oleh laboratorium khusus. Waktu tes adalah penting, karena akan mempengaruhi interpretasi hasil. Beberapa orang mungkin memiliki hasil positif karena ia sebelumnya telah terinfeksi, akan tetapi gejala yang ia rasakan sekarang merupakan dikarenakan penyakit yang lain bukan karena Toxoplasma gondii. Konsultasi dengan ahli penyakit menular dapat membantu menentukan diagnosis ketika hanya bukti dugaan yang tersedia.
Wanita hamil dan mereka yang berencana untuk hamil bisa diuji dengan tes imunologi serupa seperti yang disebutkan di atas untuk diagnosis dan menentukan apakah ada risiko bagi ibu untuk menularkan infeksi toksoplasma pada janin. Jika seorang wanita tidak memiliki antibodi dalam aliran darahnya, dia rentan untuk terkena dan dapat dipantau lebih dekat.
Pengobatan Toxoplasma
Toxoplasmosis dapat ditangani secara medis. Ada beberapa obat, biasanya digunakan dalam kombinasi, untuk mengobati infeksi oleh parasit ini. Tiga obat yang paling sering digunakan ke pasien, termasuk orang dengan HIV adalah pirimetamin (Daraprim), sulfadiazin (Microsulfon), dan asam folinic. Namun, pasien hamil diobati dengan spiramisin (Rovamycine) dan leucovorin (Wellcovorin) di samping obat yang tercantum di atas. Pasien dengan HIV biasanya membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menjaga parasit tetap ditekan. Obat lain kadang-kadang digunakan adalah klindamisin (Cleocin), azitromisin (Zithromax), atau atovakuon (Mepron). Obat ini digunakan terutama ketika pasien alergi terhadap pirimetamin atau sulfadiazin. Dosis bervariasi, cara terbaik untuk menentukan perawatan medis individu adalah didasarkan pada situasi kesehatan pasien.
Sayangnya, pirimetamin (Daraprim) dan sulfadiazin (Microsulfon) dapat menyebabkan efek samping yang signifikan, terutama pada janin. Dua dari efek samping utama adalah penekanan sumsum tulang (pengobatan leucovorin dapat mengurangi penekanan ini) dan toksisitas hati untuk pirimetamin. Untuk sulfadiazin, efek samping bisa mual, muntah, toksisitas hati, kejang, dan gejala lainnya. Obat ini digunakan pada wanita hamil karena risiko infeksi oleh Toxoplasma biasanya lebih parah daripada efek samping obat. Dokter yang merawat harus diberitahu cepat jika efek samping terjadi.
Pencegahan Toxoplasma
Pencegahan Toxoplasmosis utamanya adalah untuk menghindari masuknya parasit. Berikut ini disarankan untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan terinfeksi Toxoplasmosis:
  • Benar-benar memasak semua daging (daging beku selama beberapa hari juga mengurangi kemungkinan Toxoplasma).
  • Mencuci tangan dan peralatan dengan benar setelah menyentuh daging mentah.
  • Cuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi
  • Jangan minum susu yang tidak dipasteurisasi atau minum air mentah.
  • Beri makan kucing dengan makanan yang dimasak dengan matang.
  • Jangan mengadopsi atau memegang kucing liar.
  • Jangan memelihara kucing baru saat hamil.
  • Wanita hamil harus memakai sarung tangan saat berkebun, benar-benar mencuci tangan mereka setelah itu, dan menghindari kontak dengan kotoran kucing, dan sebaiknya meminta orang lain untuk membersihkan kotak kotoran kucing (bersihkan kotak kotoran kucing setiap hari).
  • Taruh kotak pasir kotoran kucing di luar ruangan saat tidak digunakan.

Ibu hamil yang terinfeksi Toxoplasma dapat menginfeksi janin, akan tetapi pengobatan terhadap sang ibu dapat mengurangi kemungkinan menginfeksi janin. Organ dan darah donor terinfeksi Toxoplasma bisa menularkan parasit ke penerima, pengujian donor untuk parasit dapat mencegah jenis infeksi ini. Studi sedang berlangsung untuk menghasilkan vaksin Toxoplasma, namun sampai saat ini, tidak ada vaksin yang tersedia atau diproduksi secara komersial baik untuk manusia maupun kucing.

Gold price


gold price charts provided by goldprice.org