Penelitian dilakukan pada sekitar 450 orang usia 30 hingga 54 tahun.
Biasanya, hari libur sering dimanfaatkan orang untuk bermalas-malasan. Salah satunya adalah tidur lebih lama dari biasanya.
Bagi mereka yang memiliki kebiasaan seperti itu, berhati-hatilah.
Karena menurut para ahli, jadwal tidur yang berbeda-beda bisa
meningkatkan risiko diabetes dan gangguan jantung.
Memiliki jadwal tidur pada hari kerja dan jadwal tidur lainnya di hari libur disebut sebagai 'Social Jet lag'.
Dilansir dari laman Daily Mail, Dr Patricia Wong dari
Universitas Pittsburg mengatakan bahwa social jet lag adalah bentuk
kebiasaan dari ketidakselarasan jam biologis, ketika seseorang memiliki
waktu tidur yang sudah pasti, dan bangun di luar kebiasaannya atau
melebihi jam biasa dia bangun.
Dr Wong dan teman-temannya melakukan penelitian pada sekitar 450
orang usia 30 hingga 54 tahun yang bekerja di luar rumah setidaknya 25
jam seminggu, dan menemukan bahwa orang dengan kebiasaan tidur antara
hari kerja dan hari libur berbeda, cenderung memiliki gangguan kesehatan
mulai dari meningkatnya risiko diabetes, hingga gangguan jantung.
Orang yang termasuk dalam 'Social jet lag' juga memiliki tingkat
kepadatan rendah dari kolesterol lipoprotein, yang termasuk dalam jenis
kolesterol baik, di mana kolesterol ini membantu mencegah kerusakan
pembuluh darah.
Dr Tilll Ronnerberg, peneliti psikologi di Universitas Munich,
Jerman, mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Patricia Wong
hanya sekedar bukti terkini yang menunjukkan bahwa social jet lag lebih
berbahaya dibanding jet lag pada umumnya.
Ini terjadi karena orang-orang yang terlibat dalam kasus social jet
lag memiliki rutinitas berbeda dari yang sudah biasa dilakukan.
Sedangkan jet lag biasa, hanya membuat orang untuk menyesuaikan dan
terbiasa dengan rutinitas baru.