Blog Nur Wahyu

Nur Wahyu's world

Popular Posts





Kamis, 24 Desember 2015

Tidur Tidak Teratur Tingkatkan Risiko Diabetes dan Jantung

Penelitian dilakukan pada sekitar 450 orang usia 30 hingga 54 tahun.

Biasanya, hari libur sering dimanfaatkan orang untuk bermalas-malasan. Salah satunya adalah tidur lebih lama dari biasanya.

Bagi mereka yang memiliki kebiasaan seperti itu, berhati-hatilah. Karena menurut para ahli, jadwal tidur yang berbeda-beda bisa meningkatkan risiko diabetes dan gangguan jantung.

Memiliki jadwal tidur pada hari kerja dan jadwal tidur lainnya di hari libur disebut sebagai 'Social Jet lag'. 

Dilansir dari laman Daily Mail, Dr Patricia Wong dari Universitas Pittsburg mengatakan bahwa social jet lag adalah bentuk kebiasaan dari ketidakselarasan jam biologis, ketika seseorang memiliki waktu tidur yang sudah pasti, dan bangun di luar kebiasaannya atau melebihi jam biasa dia bangun.
Tidur Tidak Teratur Tingkatkan Risiko Diabetes dan Jantung
 
Dr Wong dan teman-temannya melakukan penelitian pada sekitar 450 orang usia 30 hingga 54 tahun yang bekerja di luar rumah setidaknya 25 jam seminggu, dan  menemukan bahwa orang dengan kebiasaan tidur antara hari kerja dan hari libur berbeda, cenderung memiliki gangguan kesehatan mulai dari meningkatnya risiko diabetes, hingga gangguan jantung.

Orang yang termasuk dalam 'Social jet lag' juga memiliki tingkat kepadatan rendah dari kolesterol lipoprotein, yang termasuk dalam jenis kolesterol baik, di mana kolesterol ini membantu mencegah kerusakan pembuluh darah.

Dr Tilll Ronnerberg, peneliti psikologi di Universitas Munich, Jerman, mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Patricia Wong hanya sekedar bukti terkini yang menunjukkan bahwa social jet lag lebih berbahaya dibanding jet lag pada umumnya.

Ini terjadi karena orang-orang yang terlibat dalam kasus social jet lag memiliki rutinitas berbeda dari yang sudah biasa dilakukan. Sedangkan jet lag biasa, hanya membuat orang untuk menyesuaikan dan terbiasa dengan rutinitas baru.

Selasa, 22 Desember 2015

Minum Air Putih Tidak Hilangkan Rasa Pedas

 Cara yang cepat adalah dengan susu dan es krim.

        Jika Anda pernah makan cabai pedas dan perlu bantuan untuk menghilangkan dengan cepat rasa pedasnya, cara yang cepat adalah dengan susu dan es krim. Cobalah minum air dan apakah dapat menghilangkan rasa pedasnya? 

Minum Air Putih Tidak Hilangkan Rasa Pedas
     Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan pada video Reactions Everyday Chemistry yang dilansir laman Food Beast,, molekul yang ada pada air tidak bisa menyatu dengan molekul yang ada pada makanan pedas.

      Ketika Anda merasa air akan menghilangkan rasa pedas, nyatanya malah akan menyebar rasa pedasnya, bahkan bisa lebih terasa pedasnya. 

     Ada semacam zat yang dinamakan capsaicin menyebar di lidah Anda, yang disebut reseptor TRPV1 yang membuat pedas terasa di lidah. Hal ini mengirimkan sinyal ke otak Anda bahwa ada makanan yang akan terasa pedas.

      Capsaicin memiliki molekul non-polar di dalamnya, yang hanya bisa dilarutkan dengan molekul non-polar lainnya. Sayangnya air terdiri dari molekul polar, yang berarti malah akan menyebarkan rasa pedas tersebut, bukannya menghilangkan.

     Molekul yang terdapat dalam susu adalah non-polar, sama seperti capsaicin. Molekul non-polar adalah jawaban untuk menghilangkan rasa pedas. 

Bukan hanya molekul non-polar, protein kasein dalam susu juga membantu melarutkan capsaicin, sehingga menghilangkan rasa pedas.

Gold price


gold price charts provided by goldprice.org