Blog Nur Wahyu

Nur Wahyu's world

Popular Posts





Minggu, 16 Oktober 2011

Perjalanan Seorang Mahaguru Mumpuni

      Nama Prof Dr H BagirbManan SH MCL tentu tidak asing lagi dalam dunia hukum dan ketatanegaraan Indonesia. Sosok pria kelahiran Lampung, 6 Oktober 1941 ini tidak dapat dilepaskan dari dunia hukum, termasuk pembangunan hukum dan penegakan hukum di Indonesia.
    Dilihat dari semua sumbangsihnya terhadap dunia hukum dan pembangunan hukum, tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa sumbangan Prof Bagir Manan sangat besar. Prof Bagir Manan telah menyumbangkan pemikiran dan tenaganya terhadap dunia hukum, baik sebagai akademisi, politikus, birokrasi, maupun praktisi. Pengabdian tersebut dilalui Prof Bagir Manan selama lebih dari empat puluh tahun tanpa henti dan tanpa cela.
    Dilihat dari masa pengabdian itu,pengabdian Prof Bagir Manan dapat dianggap melebihi rata-rata pengabdian pegawai negeri pada umumnya. Sangat wajar ketika Universitas Padjadjaran dalam rangka Dies Natalis ke-54 tahun ini menganugerahkan Penghargaan Karya Bhakti Mahaguru kepada beliau. Jauh sebelum itu, Menteri Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia telah menganugerahkan Satya Lencana Penegak pada 1967.
      Pengabdian Kecintaan Prof Bagir Manan terhadap profesi dosen sudah dimulainya ketika Bagir Manan muda yang masih berstatus mahasiswa diangkat sebagai asisten mahasiswa pada 1964. Pilihan profesi Bagir Manan muda tidak berubah setelah menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran pada 1967. Selanjutnya, Bagir Manan diangkat sebagai dosen tetap pada almamaternya, yang kemudian ditekuninya lebih dari empat dasawarsa. Dalam menunjang pekerjaannya sebagai dosen, Bagir Manan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
   Pendidikan masternya (S-2) diraih dari Southern Methodist University Law School (SMU Law School),Dallas,Texas,Amerika Serikat pada 1981. Pada 1988–1989, Bagir Manan juga sempat mengikuti Sandwich Program di Belanda dalam rangka kerja sama hukum Indonesia-Belanda. Selanjutnya, Bagir Manan menempuh dan meraih pendidikan jenjang tertinggi dalam Program S-3 (doktor) di almamaternya, Universitas Padjadjaran, pada 1990 dengan disertasi yang berjudul “Hubungan Antara Pusat dan Daerah  Berdasarkan Asas Desentralisasi Menurut UUD 1945” dengan predikat yudisium CumLaude. 
       Prof Bagir Manan turut menyumbangkan ilmunya di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.Mantan Ketua Bagian Hukum Tata Negara pada Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran ini juga pernah menjadi Dekan Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung (Unisba) pada 1977–1979, hingga menjabat Rektor pada 2000–2001. Pada 1998,Prof Bagir Manan juga sempat menjadi anggota Ombudsman pada 1999–2001. Tugas itu dilaluinya, sebelum kemudian beliau memasuki posisi yang sangat berbeda dengan dunia profesinya,yaitu sebagai Hakim Agung pada Mahkamah Agung Republik Indonesia. Dunia baru itu, beliau masuki mulai tahun 2001 sampai beliau pensiun di MA pada 2008.
      Jabatan Ketua MA tentu sangat luar biasa dan sangat jarang diperoleh siapa pun. Sampai hari ini masih hitungan jari orang yang dapat meraihnya, karena merupakan jabatan puncak dari suatu lembaga negara yang memuncaki semua lembaga peradilan yang ada di bawahnya. Maka sangat wajar apabila jabatan Ketua MA Selepas beliau menunaikan tugasnya itu,beliau kembali ke almamaternya dan melanjutkan pengabdiannya di dunia pendidikan yang memang tidak pernah beliau tinggalkan. Tidak jarang beliau masih sempat memberikan kuliah di program S-1, S-2, bahkan S-3. 
      Prof Bagir Manan juga masih menyempatkan diri untuk menjadi pembimbing atau promotor mahasiswa yang mengambil keahlian hukum tata negara. Prof Bagir Manan juga masih diminta mengabdi di dunia yang agak berbeda dari sebelumnya. 
       Mulai 2010 Prof Bagir Manan terpilih menjadi Ketua Dewan Pers, suatu pekerjaan yang diakuinya pada masa menjabat Ketua MA agak sedikit “berseberangan”. Namun ternyata, bahwa Prof Bagir Manan memang orang yang dapat diterima di mana pun beliau mengabdi. Buktinya, di lingkungan Dewan Pers, Prof Bagir Manan juga dapat berkiprah dengan baik tanpa merasa asing atau canggung sedikit pun.
      Dengan melihat luasnya pengabdian, beliau layak disebut sebagai tokoh hukum yang paripurna. Betapa tidak, Prof Bagir Manan yang memiliki profesi dasarnya adalah dosen, bukan hanya mumpuni dalam bidang hukum, namun juga mempunyai kemampuan dan pengalaman di luar profesinya sebagai politikus, birokrasi,maupun Ketua Mahkamah Agung. Sungguh pengabdian luar biasa dari seorang Bagir Manan yang sulit ditemukan padanannya oleh siapa pun.
      Ada dua hal yang perlu dicatat dalam pengabdian panjang dari seorang Prof Bagir Manan. Pertama, beliau selalu menempatkan jabatan itu sebagai amanah yang patut dijalankan sebaik mungkin. Kedua, jangan pernah mencari atau meminta jabatan. Pesan itu sering beliau sampaikan pula kepada murid-murid dan asisten beliau dalam berbagai kesempatan diskusi atau ngobrol-ngobrol ringan di lingkungan fakultas.Itulah resep yang beliau ingin sebarkan kepada para muridnya dalam menjalani pekerjaan atau jabatan yang diperoleh.
Beliau juga sering berpesan, sekecil atau sebesar apa pun jabatan yang diper-cayakan adalah amanah yang harus dijalankan secara serius dan penuh tanggung jawab.
        Pada 6 Oktober lalu adalah peringatan ulang tahun Prof Bagir Manan yang ke-70. Secara yuridis-formal, beliau harus berhenti sebagai pegawai negeri sipil, karena beliau sudah mencapai usia pensiun guru besar, yaitu 70 tahun. Namun, tentu sebagai guru bahkan mahaguru, kiprah beliau tidak akan berakhir. Kami akan tetap menanti kiprahmu guruku pada sisa usia dan pengabdianmu. Murid-muridmu selalu mendoakan.

Selamat Ulang Tahun, Prof!

Meksiko Kenalkan Pencakar Bumi

          MEXICO CITY – Umumnya orang lebih bangga ketika membangungedungpencakarlangit. Di Meksiko,adaorangyanglebih bangga ketika merancang gedung pencakar bumi. Gedung yang akan dibangun ini justru terpendam ke bumi dengan bentuk piramida terbalik.
          Gedung piramida terbalik itu akan terbenam sedalam 300 meter di bawah permukaan tanah Mexico City. Gedung itu terdiri atas 65 lantai, didesain khusus untuk mengurangi jumlah bangunan pencakar langit di kota itu. Dengan struktur piramida terbalik gedung ini menembus tanah di ibu kota Meksiko. Siapa pun yang menempati gedung tersebut akan merasakan pengalaman baru tinggal di lubang bumi.
          Gedung pencakar bumi itu diperuntukkan sebagai tempat tinggal, pusat perbelanjaan, dan sebuah museum. Ada 35 lantai untuk perkantoran. Gedung itu ditutupi kaca seluas 240 meter persegi untuk menyaring cahaya alami dari matahari.
          Dalam desain gedung itu dipasangi bendera Meksiko. Perancang gedung piramida terbalik, Esteban Suarez dari BNKR Arquitectura, mengklaim bangunan itu juga akan menjadi pusat budaya baru.Ide rancangan gedung ini muncul karena sulitnya mencari lahan kosong di Mexico City. Padahal, kota ini masih membutuhkan infrastruktur, kantor, ritel, dan ruang tinggal baru. “Hukum federal melarang menghancurkan gedung-gedung bersejarah dan peraturan batas ketinggian struktur baru hanya sampai delapan lantai, keluhnya seperti dikutipThe Sun.
          Menurut Suarez, pusat sejarah kota dalam kondisi yang mengkhawatirkan dan perlu ditata ulang.Tapi semua pihak bingung di mana menempatkan berbagai benda bersejarah. Karena itulah muncul gagasan membangun gedung menembus bumi. Gedung pencakar bumi mampu menyelamatkan ikon taman kota dan memberikan struktur hierarki yang berbeda dengan gedung-gedung di sekitarnya.
          Suarez menjamin tidak akan ada hambatan dalam hal pencahayaan. Dia menegaskan, semua orang akan mendapatkan pencahayaan yang cukup dan fasilitas ventilasi udara yang sehat.dengan atap kaca semua penghuni gedung pencakar bumi mengetahui apa yang terjadi di atas,uturnya.
Menariknya, gedung piramida terbalik itu juga bakal dimanfaatkan untuk konser musik dan parade militer. Berbagai pameran seni juga bakal digelar di gedung unik ini.

Gold price


gold price charts provided by goldprice.org