Tahukah Anda bahwa ponsel ditangan anda sarat
dengan racun seperti merkuri, klorin, timbal dan kadmium? Sebuah riset terbaru
telah membantu menjawab pertanyan tersebut buat anda. Untuk menganalisis bahaya
ponsel, Pusat Ekologi dari Ann Arbor,
Michigan bekerja sama dengan ifixit.com
membongkar dan mengidentifikasi komponen dari 36 model ponsel. Mereka menemukan
setidaknya satu dari zat berikut dalam setiap perangkat:
- Brom
- Klorin
- Kadmium
- Timbal
- Merkuri
Secara total, iFixit membongkar lebih dari
seribu ponsel untuk menguji racun dengan memanfaatkan X-ray fluorescence untuk menyinari dan mengukur radiasi yang
dipantulkan kembali oleh suatu benda. Beberapa bahan (seperti racun)
diidentifikasi oleh alat tersebut.
"Bahkan ponsel terbaik pun masih sarat dengan bahaya kimia," keluh Jeff Gearhart, direktur riset dari Pusat Ekologi.
Ia menerbitkan hasil studi tersebut dalam
situs HealthyStuff.org, dan ia menambahkan
"Zat kimia tersebut terkait dengan cacat lahir, gangguan belajar, dan
masalah kesehatan serius lainnya."
Ponsel Berbahaya Untuk Anak-Anak, Bahkan
Orang Dewasa Sekalipun
Meskipun ponsel memberikan banyak kemudahan,
akan tetapi kenyamanan ini tidak datang tanpa risiko atau konsekuensi.
Menggunakan perangkat ponsel untuk waktu yang lama akan merusak beberapa organ
tubuh pada taraf tertentu, misalnya penelitian baru-baru ini telah menemukan
betapa signifikan penggunaan ponsel mempengaruhi otak. Dalam satu studi,
terungkap bahwa Risiko Tumor Otak Meningkat 290% Setelah 10 Tahun Penggunaan
Ponsel.
Demikian pula, para peneliti menemukan bahwa
ada sebanyak 143 protein di otak yang mengalami dampak negatif dari radiasi
frekuensi radio selama 8 bulan. Total 3 jam dari paparan ponsel disimulasikan
selama periode waktu 8 bulan mengakibatkan banyak fungsi saraf terkait hubungan
fungsional protein berubah menjadi lebih buruk. Tidaklah mengherankan jika
selebriti Sheryl Crow mengaitkan tumor otaknya ke penggunaan ponsel.
Terlebih lagi, bahaya ponsel memainkan peran
yang lebih besar pada anak-anak, yang memiliki tengkorak yang lebih tipis dan
sedang mengalami perkembangan otak. Laporan penelitian yang lain juga
menunjukkan betapa bahaya ponsel untuk anak-anak. Karena organ yang sedang
berkembang, kepadatan tulang tengkorak rendah, berat badan yang lebih rendah,
dan pembatas darah otak kurang efektif, anak-anak sangat rentan terhadap
radiasi ponsel. Bahaya ini bahkan lebih nyata pada anak-anak yang belum lahir,
merujuk penelitian yang menunjukkan bahwa radiasi gelombang mikro yang
dipancarkan oleh ponsel secara negatif mempengaruhi otak janin.
Sebuah penelitian yang dilakukan 4 tahun yang
lalu juga mengungkapkan bahwa 54 persen anak-anak yang lahir dari ibu yang
menggunakan ponsel memiliki masalah perilaku. Persentase tersebut melonjak
menjadi 80 jika anak sering berbicara di ponsel.
Itulah alasan mengapa World Health Organization (WHO) menempatkan ponsel dalam kategori
risiko yang sama seperti timbal, mesin knalpot, dan kloroform.
Beracun Bagi Lingkungan
Lebih parahnya, bumi juga menderita racun
akibat ponsel. Pertambangan timah, tantalum, tungsten, dan emas untuk produksi
ponsel menyebabkan pencemaran air, tanah serta eksploitasi manusia dan
kebrutalan di Republik Demokratik Kongo. Apalagi, setelah ponsel yang dibuang
itu dikirim ke tempat-tempat pembuangan, di mana para pekerja bergaji rendah
menangani bahan tersebut dan terkena racun sisa dari pemakaian ponsel.
"Racun-racun tersebut telah ditemukan
dalam tanah pada tingkat 10 hingga 100 kali lebih tinggi dari tingkat yang
normal di situs daur ulang Cina," kata Gearhart.
"Kita perlu regulasi yang lebih baik untuk mengatur bahan kimia, dan kita
juga perlu menciptakan desain elektronik yang lebih ramah lingkungan."
CEO iFixit, Kyle Wiens, mengatakan bahwa pada tahun 2009, sebanyak 2,37 juta ton sampah elektronik telah
dibuang.
"Dari buangan digital, hanya 25 persen berhasil masuk ke pusat daur ulang. Kita tidak bisa membiarkan 75 persen lainnya menjadi sampah. Racun yang mengotori bumi semakin bertambah".
Apa yang dapat kita lakukan?
Pertama dan terpenting, kita harus
mempertimbangkan untuk membatasi penggunaan barang mewah kita, ponsel misalnya.
Membeli elektronik bekas dapat mengurangi limbah dan menjaga barang-barang yang
sudah beredar tidak masuk ke tempat pembuangan sampah.
Seperti dikatakan oleh Wiens, kita harus
terus mendorong regulasi yang lebih baik mengenai bahan-bahan berbahaya.
Sementara itu, daur ulang limbah elektronik yang benar dapat membantu menjaga
tanah kita dari zat-zat beracun.
Pada level perorangan, beberapa hal dapat
kita lakukan untuk menghindari bahaya ponsel:
- Batasi penggunaan ponsel
- Jangan biarkan anak-anak untuk memiliki ponsel
- Gunakan fitur speaker lebih sering
- Tempatkan ponsel jauh dari tubuh atau matikan sementara tidak digunakan
- Pertimbangkan berinvestasi dalam proteksi radiasi ponsel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar