Banyak orang yang sulit menghentikan kebiasaan ngemilnya, terutama di
antara waktu makan malam dan sebelum tidur. Ternyata dorongan untuk
ngemil di jam tersebut terkait dengan irama sirkadian tubuh.
Menurut
studi terbaru yang dimuat dalam jurnal Obesity, keinginan untuk
mengonsumsi sesuatu yang manis, asin, atau pun bertepung, mencapai
puncaknya di malam hari, ketika rasa lapar pun sedang tinggi.
Peneliti
dari Brigham and Women's Hospital di Boston, AS, melakukan penelitian
mengenai hal tersebut dengan melibatkan 12 orang sehat. Para responden
ditempatkan di laboratorium lingkungan untuk melacak pengaruh irama
sirkadian atau jam biologis tubuh terhadap perilaku makan.
Ternyata,
tak peduli jam berapa para responden bangun tidur atau waktu makan pagi
mereka, dorongan untuk ngemil sesuatu yang manis, asin, atau bertepung
mencapai puncaknya sekitar jam 8 malam, demikian pula rasa lapar mereka.
Para peneliti menduga jam internal tubuh kita memiliki pengaruh
pada nafsu makan sehingga kita merasa ingin makan terus di malam hari.
Menurut Steven Shea, ketua peneliti, dari sudut pandang teori evolusi hal tersebut masuk akal.
"Saat
manusia yang berevolusi menghadapi periode kelaparan, mereka yang mudah
menyimpan makanan sebagai lemak punya kesempatan untuk bertahan hidup.
Hal ini menyebabkan tubuh lebih suka menyimpan makanan sebagai lemak di
malam hari ketimbang siang hari," katanya.
Studi sebelumnya juga
menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi makan besar mereka di pagi hari
cenderung lebih gampang menurunkan berat badan dibanding orang yang
makan besar di malam hari, meski jumlah kalori mereka sama.
Sayangnya
saat ini makan di malam hari bukan lagi sebuah mekanisme bertahan
hidup. Karena itu kebiasaan ngemil di malam hari bisa berbahaya karena
menumpuk lemak sama saja membiarkan tubuh kegemukan.
Salah satu
cara menyiasatinya adalah menghindari kebiasaan tidur larut malam atau
gantilah menu camilan Anda menjadi lebih sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar